Kamis, 18 Juni 2009

hanya SEBUAH AKU. 4

Berjatuhannya dedaunan kering dari pohon besar disamping ku, siang yang sunyi sangat, nyanyian pelan anak jalanan yang beristirahat sedikit jauh dariku, seperti bisikan lembut bidadari diantara panasnya matahari yang menyengat, juga suara dentingan senar yang dimainkan seorang remaja putri yang hampir 15 menit menduduki ku yang bangku taman ini.dia bukan pengamen yang sedang beristirahat juga sepertinya bukan salah satu anak band. Dia sendirian, duduk terdiam memandang dedaunan yang berserakan liar diantara kakinya, aku melihatnya, ia sebentar memejamkan matanya merasakan wangi harum taman kota tanpa polusi udara juga ia menikmati hembusan angin yang sesekali mangajak rambut nya menari dengan bebas tak teratur. Dia mainkan gitar nya dengan pelan meresapi segala yang ada disini, tanpa suaranya bernyanyi tapi jari-jari nya bermain dengan indah.
Siang yang damai, benar. Tanpa ada suara teriakan seseorang yang memanggil copet, tak ada suara bising anak muda yang bertengkar, tak ada suara klakson kendaraan. Mereka yang berada disini menikamati siang ini, begitu juga dengan ku. Akhirnya, ada juga seseorang yang datang menghampiriku tanpa suatu permasalahan justru dia mendamaikan juga menenanngkan siang ini. Aku melihat pemulung yang memandangi wanita ini, aku melihat pengamen kecil yang termangu kagum melihat permainan gitar wanita ini, aku melihat pengamen remaja juga mengikuti permainan gitar wanita itu, dan aku juga melihat mereka-mereka yang tak sengaja melewatiku dan menghentikan langkahnya untuk memandangi wanita itu, dan wanita itu hanya tersenyum tulus. Begitu manis...
Lama ia main kan gitar nya, hingga akhirnya dia dengan tenag meletakkan gitar kedalam tas gitarnya dan pergi sambil meninggalkan senyuman yang manis untuk para mereka yang sejak tadi memandanginya. Dia pergi begitu saja, dan mereka masih disini memandangi punggung wanita itu, aku pun ikut memperhatikannya, seperti ada beban yang dibawanya tapi semua itu dia simpan rapi dan mengalun lembut diantara sela dentingan senar yang dia mainkan tadi, aku tau itu. Hey, tiba-tiba dia berlari kencang tak berhenti hingga kita semua tak mampu melihat gambar punggungnya lagi. Dia pergi...
Besoknya, dia tak datang, esoknya lagi juga tak datang, begitupun dengan keesokannya lagi. Tapi hari ini, tepat 1 bulan dia tak datang ke taman ini untuk bermain gitar, dia akhirnya datang. Tetap membawa gitarnya yang sebulan lalu dia bawa juga, tapi kali ini wajahnya tidak sedingin pekan lalu, seperti bunga sakura dari negara Doraemon, seperti pelangi dari negara Perancis, dan seperti gumpalan awan yang membentuk indah di langit siang ini. Wajahnya terlihat riang, dan tak sungkan-sungkan ia berikan senyumannya pada mereka yang melewatinya. Sekarang, dia telah menduduki aku, mengambil gitarnya, persis seperti bulan kemarin saat dia mainkan gitarnya. Tapi taman ini masih saja sepi di jam-jam seperti ini, siang panas tetapi aku berani jamin klo siang ini bakalan jadi siang yang lebih menyenangkan dari siang-siang sebelumnya.
Dia mulai permainannya, tanpa aku tau lagu apa yang dimainkannya, tapi aku tak peduli. Hingga akhirnya dia mainkan satu lagu lengkap dengan suaranya yang ternyata suara Bunga Citra Lestari kalah dengan nya. Sempurna, lagu dari salah satu band Indonesia yang sering aku dengar dari pengamen yang selalu menyanyikan lagu ini. Semua memandangnya, semua mendengarkannya, dan wanita ini berhasil membawa kita semua pergi dari dunia ini untuk sesaat, pergi menuju wilayah kosong hanya ada deburan ombak pantai, semilir angin yang membawa wangi udara, pelangi yang bersanding dengan awan cirrus, juga hanya dengannya yang bermain gitar, semua bernyanyi pelan, hingg datang lagi pengamen jalanan bersama teman-temannya tanpa ragu mereka mengiringi permainan wanita itu, semua tak ingin lagu ini selesai begitu saja, mereka ingin tetap duduk melingkariku sambil melihat dan mendengarkan wanita ini dengan gitarnya.
”kau adalah darahku, kau adalah jantungku, kau adalah hidupku lengkapi diriku, oh sayangku kau begitu, sayangku kau begitu....SEMPURNA....!!!”
Hingga akhirnya lagu ini diakhiri dengan suara keras atau bahkan hampir teriak tapi justru itu membuat semuanya tersenyum lepas, dan menyadari sesuatu....
Dia tersenyum untuk yang berkali-kali karena sejak tadi dia selalu tersenyum, diantara tepukan tangan mereka yang baru aku sadari cukup banyak yang memperhatikan kajadian tadi. Dan dia cepat-cepat mengeluarkan kamera digital nya dan tanpa sungkan dia meminta tolong kepada seseorang yang ada untuk memotonya bersama mereka yang berada bersamanya sejak tadi. 1, 2, 3, 4, hingga tak terhitung berapa jepretan foto yang terambil hingga seorang bertanya padanya. ”dokumentasi tugas kuliah ya mba? Tapi main gitarnya keren, suaranya juga bagus”, suara seorang tadi yang langsung ditimpali senyuman olehnya. ”makasih, bukan buat tugas, tapi buat dokumentasi aya sebelum saya meninggal”, ucapannya langsung membuat semuanya menoleh kearahnya dengan wajah penuh pertanyaan tak terkecuali dengan ku juga. ”saya ada sakit kanker dan udah parah, jadi saya pengen ngeliat orang-orang yang saya gak kenal tersenyum tulus dan itu karena saya.....”, ucapnya yang membuat semuanya bergetar.
Dan dia kembali pergi begitu saja dan dengan senyuman manis yang hingga sekarang masih aku ingatnya. Permainan gitar terakhir yang aku lihat darinya, karena setelah hari ini dia memang benar-benar menghilang, mungkin dia sekarang masih bermain gitar dengan mendudukiku saat ini, tanpa seorangpun mampu melihatnya tak terkecuali dengan ku...

Tidak ada komentar: